Oleh
karena itu, Pemerintah Kabupaten Bandung barat sangat menyambut positif
berdirinya berbagai instansi pendidikan yang ada disekitarnya, terlebih yang
berbasis pendidikan kesehatan, sehingga bisa lebih meningkatkan IPM dan
kualitas SDM dimasa yang akan datang, sebab dengan satu institusi bisa
berdampak pada 2 indikator IPM, yaitu pendidikan dan kesehatan disamping jual
beli.
“Saya
berharap bermunculannya instansi pendidikan yang berbasis kesehatan bisa
mendukung meningkatknya IPM di Kabupaten Bandung Barat yang membutuhkan kerja
keras serta dukungan dari segenap stakeholder dan komponen masyarakat,” ujar Sekertaris
Daerah Kabupaten Bandung Barat, Drs. Maman S. Sunjaya ketika membacakan
sambutan Bupati Bandung Barat, H. Abubakar dalam peresmian gedung kampus II dan
asrama mahasiswa STIKES Rajawali dan Balai Pengobatan Bakti Insani, di
Parongpong, Sabtu (8/9).
Dalam
sambutan tersebut, Maman berharap keberadaan STIKES Rajawali di Kabupaten
Bandung Barat mampu menjadi mitra strategis dan mendukung program pemerintah,
sehingga bisa melahirkan SDM yang handal, profesional dan berdaya saing tinggi
guna mengatasi berbagai masalah kesehatan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten
Bandung Barat selama ini.
Setidaknya
ada 5 masalah penting yang menjadi tantangan di bidang kesehatan, seperti masih
perlunya peningkatan kualitas dan mutu pelayanan kesehatan di beberapa
puskesmas disamping masih minimnya kualitas dan kuantitas tenaga medis yang
dimiliki.
“Selain
itu, ketersediaan sistem informasi standar kesehatan juga belum memadai, serta
pembinaan kesehatan untuk meningkatkan kualitas hidup dan pola hidup bersih
sehat dilingkungan kumuh dirasakan masih kurang optimal. Dan yang paling
penting, peran aktif masyarakat untuk meningkatkan kehidupan yang sehat serta
sadar kesehatan masih sangat rendah,” tutur Maman.
Teks Foto: Sekertaris Daerah Kabupaten Bandung Barat, Drs. Maman S. Sunjaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar