BANDUNG, (BedaLagiOnline.COM)- Masyarakat langganan banjir
yang tinggal diwilayah Baleendah dan Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung, diminta
masih terus waspada. Pasalnya, menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Jabar, Udjawalaprana Sigit, hingga dua tahun kedepan banjir kemungkinan
masih terjadi di kedua daerah langganan banjir tersebut.
‘’Upaya untuk membenahi Sungai Citarum sebagai penyebab banjir kan sekarang
hasilnya masih belum terlihat,’’ ujar Sigit, Selasa (25/12).
Sigit menjelaskan, kondisi terakhir masyarakat yang terkena banjir di Baleendah
dan Dayeuh Kolot, airnya memang sudah surut. Banjir yang paling parah, terjadi
pada Ahad (23/12) karena ketinggian air mencapai 1 sampai 2 meter.
Selain di kedua daerah tersebut, tahun ini banjir melanda hampir semua ruas
jalan yang ada di Kota Bandung. Penyebabnya, karena curah hujan sangat tinggi.
‘’Kota Bandung dilanda banjir, karena drainasenya banyak yang harus
diperbaiki,’’ imbuhnya.
Sementara untuk Baleendah dan Dayeuh Kolot, sambung dia, banjir baru bisa
diatasi kalau sungai Citarum sudah dibenahi. Pemerintah, memiliki tiga langkah
untuk memperbaiki Citarum. Yakni, pengerukan sendimentasi, pelebaran sungai dan
meninggikan tanggul. Namun, program ini dianggarkan multi years jadi hasilnya
belum terlihat.
‘’Dua tahun kedepan mungkin kalau Citarum sudah dibenahi bisa bebas banjir,’’
tegasnya.Sigit menilai, yang harus dilakukan saat ini adalah evakuasi dan
penyelamatan korban banjir. Yang penting, banjir tersebut tidak menyebabkan
korban jiwa. Sehingga, BPBD Jabar terus menyiapkan berbagai peralatan evakuasi,
obat-obatan dan logistik.
Korban banjir, kata dia, saat ini kebanyakan diungsikan ke masjid, kantor desa
dan bangunan lainnya. BPBD Jabar, tidak membangun tenda karena menampung
pengungsi di gedung-gedung tersebut dinilai lebih manusiawi. ‘’Air sebenarnya
sudah mulai surut karena kan dua hari ini panas tidak hujan,’’ katanya.
Warga yang mengungsi pun, lanjut dia, sudah mulai melakukan aktivitas
sehari-hari. Misalnya, pergi ke kantor. Namun, selama hujan masih terus turun,
semua warga harus tetap waspada.(ROL/BL)
Teks Foto: Kondisi Banjir Bale Endah
dan Dayeuh Kolot
Selasa, 25 Desember 2012
Kapolrestabes: Hati-hati Upal Jelang Kampanye Pilgub Jabar
Bandung,
(BedaLagiOnline.COM)-
Kepala
Kepolisian Resort Kota Besar Bandung, Kombes Pol Abdul Rakhman Baso mengimbau
masyarakat waspada terhadap peredaran upal alias uang palsu saat kampanye
Pilgub Jabar 2013. Masa kampanye akan dimulai pada Februari mendatang.
"Masyarakat harus hati-hati karena bisa saja ada oknum yang memberikan upal yang mengarah ke politik uang," kata Abdul di Mapolrestabes Bandung, Jalan Jawa, Selasa (25/12/2012).
Kewaspadaan patut ditingkatkan. Sebab menurutnya, teknologi yang dilakukan pemalsu uang cukup canggih. Beberapa waktu lalu misalnya, pihaknya mendicuk pencetak upal dengan kualitas bagus, hampir mendekati asli.
"Masyarakat harus teliti karena ada beberapa ciri dari uang palsu yang tidak sama dengan uang asli," ucap Abdul.
Soal peredaran upal di Bandung, sepanjang 2012 ini setidaknya pihaknya sudah menyita 3.845 lembar uang palsu pecahan Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu. Bahkan ada beberapa di antaranya mata uang asing yang juga dipalsukan.
Sumber: dtkbdg
"Masyarakat harus hati-hati karena bisa saja ada oknum yang memberikan upal yang mengarah ke politik uang," kata Abdul di Mapolrestabes Bandung, Jalan Jawa, Selasa (25/12/2012).
Kewaspadaan patut ditingkatkan. Sebab menurutnya, teknologi yang dilakukan pemalsu uang cukup canggih. Beberapa waktu lalu misalnya, pihaknya mendicuk pencetak upal dengan kualitas bagus, hampir mendekati asli.
"Masyarakat harus teliti karena ada beberapa ciri dari uang palsu yang tidak sama dengan uang asli," ucap Abdul.
Soal peredaran upal di Bandung, sepanjang 2012 ini setidaknya pihaknya sudah menyita 3.845 lembar uang palsu pecahan Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu. Bahkan ada beberapa di antaranya mata uang asing yang juga dipalsukan.
Sumber: dtkbdg
Minggu, 16 Desember 2012
Kapolres Subang : Natal Dan Tahun Baru Petugas Akan Dilengkapi Sejata Laras Panjang
AKBP CHIKO ARDWIATTO |
SUBANG, (BedaLagiOnline)- Kepala
Kepolisian Resort Subang AKBP Chiko Ardwiatto. SIK.M.Hum., menuturkan, agenda
pertamanya dalam waktu dekat ini di wilayah hokum Polres Subang yaitu
mempersiapkan pengamanan perayaan Hari Natal dan Tahun Baru 2013.
“Setiap gereja akan dijaga sebanyak 15 personel
lengkap senjat laras panjang, dibantu TNI dan lainnya. Kami harap pada saat
Natal dan tahun baru nanti berjalan aman dan kondusif,” tambahnya.
Lebih lanjut Chiko mengatakan, Khusus untuk
pengamanan jalannya Malam Misa Natal oleh umat Kristiani, anggota Polisi yang
bertugas akan dilengkapi senjata laras panjang. Ini dilakukan guna
mengantisipasi adanya tindakan-tindakan yang dianggap akan memperkeruh suasana.
Selain dua agenda besar terse but, dikatakan
Kapolres, Operasi Lilin Lodaya 2012 dalam waktu dekat akan segera dilaksanakan.
Untuk mendukung program tersebut, sedikitnya 1.000 personel polisi akan
diturunkan, dibantu TNI, Dinas Perhubungan, Pramuka dan Dinas Kesehatan,
termasuk Satpol PP Pemkab Subang, tandasnya.(lintang)
SUKU SUNDA
BedaLagiOnline.COM- Suku Sunda adalah kelompok etnis
yang berasal dari bagian barat pulau Jawa, Indonesia, yang mencakup wilayah
administrasi provinsi Jawa Barat, Banten, Jakarta, dan Lampung. Suku Sunda merupakan etnis kedua
terbesar di Indonesia. Sekurang-kurangnya 15,41% penduduk Indonesia merupakan
orang Sunda. Mayoritas orang Sunda beragama Islam,
akan tetapi ada juga sebagian kecil yang beragama kristen, Hindu,
dan Sunda Wiwitan/Jati
Sunda. Agama Sunda Wiwitan
masih bertahan di beberapa komunitas pedesaan suku Sunda, seperti di Kuningan
dan masyarakat suku Baduy di
Lebak Banten yang berkerabat dekat dan dapat
dikategorikan sebagai suku Sunda.
Jati diri yang mempersatukan orang Sunda adalah bahasanya dan budayanya. Orang Sunda
dikenal memiliki sifat optimistis, ramah, sopan, dan riang. Orang Portugis mencatat dalam Suma Oriental bahwa orang sunda bersifat
jujur dan pemberani. Karakter orang Sunda yang periang dan suka bercanda
seringkali ditampilkan melalui tokoh populer dalam cerita Sunda yaitu Kabayan dan tokoh populer dalam wayang golek yaitu Cepot,
anaknya Semar. Mereka bersifat riang, suka
bercanda, dan banyak akal, tetapi seringkali nakal. Orang sunda juga adalah
yang pertama kali melakukan hubungan diplomatik secara sejajar dengan bangsa
lain. Sang Hyang Surawisesa atau Raja
Samian adalah raja pertama di Nusantara yang melakukan hubungan diplomatik
dengan Bangsa lain pada abad ke 15 dengan orang Portugis di Malaka. Hasil dari diplomasinya dituangkan dalam Prasasti
Perjanjian Sunda-Portugal. Beberapa tokoh Sunda juga menjabat
Menteri dan pernah menjadi wakil Presiden pada kabinet RI.
Disamping prestasi dalam bidang politik
(khususnya pada awal masa kemerdekaan Indonesia) dan ekonomi, prestasi yang
cukup membanggakan adalah pada bidang budaya yaitu banyaknya penyanyi, musisi,
aktor dan aktris dari etnis Sunda, yang memiliki prestasi di tingkat nasional,
maupun internasional.
SUMBER:
WIKIPEDIA
Rabu, 12 Desember 2012
Insentif Aparat Desa Melonjak Hingga 66.6 Perse
LEMBANG BANDUNG BARAT, (BedaLagiOnline)
- Untuk meningkatkan
kinerja para aparat desa, termasuk para kepala dusun di 165 desanya, pada tahun
2013 mendatang Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat akan meningkatkan
insentifnya secara significan. Dari semula sebesar Rp. 300.000/ bulan menjadi
Rp. 500.000/ bulan atau mengalami peningkatan sekitar 66.6 persen dari tahun
2012 ini.
Peningkatan jumlah
insentif para aparat desa beserta kepala dusun ini diutarakan dengan jelas oleh
Bupati Bandung Barat, h. Abubakar ketika memberikan pembekalan kepada seluruh
Kepala Urusan (Kaur) Keuangan Desa se Kabupaten Bandung Barat di Lembang,
Selasa (11/12) malam.
“Hal ini dilakukan untuk
meningkatkan kinerja para aparat desa. Pasalnya, beban kerja dan tanggung jawab
mereka cukup besar sehingga harus diimbangi dengan peningkatan kesejahteraan
yang lebih baik, sehingga mereka akan termotivasi dan selalu memberikan kinerja
terbaiknya,” ujar Abubakar.
Meningkatnya insentif
aparat desa dan kepala dusun ini, menurut Abubakar merupakan bukti stabilitas
pemerintahan yang dipimpinnya, sehingga ada sebuah sinergisitas dengan para
legislator dalam menentukan jumlah besaran APBD yang disahkan untuk tahun 2013.
Selain itu, meningkatnya
kepedulian pemerintah daerah ini merupakan sebuah ikhtiar bahwa dalam
pelaksanaan pengelolaan sebuah pemerintahan merupakan tanggung jawab dan
melibatkan seluruh aparatur, termasuk aparat desa didalamnya.
“Dengan demikian,
diharapkan para aparatur pemerintah bisa memberikan yang terbaik untuk
masyarakat dengan memberikan sebuah solusi terbaik dari berbagai permasalahan
yang muncul dimasyarakat. Karena, secara sistem, keberadaan aparat merupakan
perwakilan dan cerminan sebuah pemerintahan,” jelasnya.
Lebih jauh lagi,
Abubakar menerangkan bahwa perhatian kepada para aparat desa ini merupakan
salah satu upaya Pemda Kabupaten Bandung Barat dalam mewujudkan hari esok yang
lebih baik dari hari ini dengan memberikan manfaat yang lebih baik, sehingga
keberadaannya bisa lebih dirasakan langsung oleh masyarakat. (den/bl)
Selasa, 11 Desember 2012
DEDE YUSUF MENINJAU KONDISI TERMINAL LEDENG
BANDUNG, (BedaLagiOnline)-
Kedatangan Dede
Yusuf ke Terminal Ledeng untuk melihat kondisi terminal dan berdialog bersama
Kepala Sub Terminal Ledeng Dani Ramdani, S.Sos. Kepala F-SPTI Terminal Ledeng
Mamat. mengenai prasarana yang ada. Dalam kunjungan ini Dede Yusuf sempat
menanyakan luas areal Terminal Ledeng yang menurutnya luas terminal itu kurang
ideal atau terlalu kecil.
“Selain perlunya area hijau atau open space dan perluasan terminal karena letak terminal sendiri adalah perlintasan daerah kabupaten kota antara kota Bandung, Kab. Bandung Barat, dan Kab. Subang, Dinas Perhubungan harus mulai lakukan studi untuk memecahkan solusi kemacetan dalam hal ini termasuk titik penyebab kemacetan” ungkapnya saat berkunjung ke Terminal Ledeng, Jalan Dr Setabudi, Kota Bandung, Selasa (11/12) Siang.
“Selain perlunya area hijau atau open space dan perluasan terminal karena letak terminal sendiri adalah perlintasan daerah kabupaten kota antara kota Bandung, Kab. Bandung Barat, dan Kab. Subang, Dinas Perhubungan harus mulai lakukan studi untuk memecahkan solusi kemacetan dalam hal ini termasuk titik penyebab kemacetan” ungkapnya saat berkunjung ke Terminal Ledeng, Jalan Dr Setabudi, Kota Bandung, Selasa (11/12) Siang.
Selain itu pun Dede Yusuf yang ditemani
anggota Dprd Propinsi Jawa Barat Sugianto Nangolah sambangi warung pedagang kecil
di Terminal Ledeng. Dalam kesempatan itu pun Dede menyempatkan berdialog
bersama dengan para pedagang.
Di tempat terpisah, Kepala Sub Terminal Ledeng Dani Ramdani, menuturkan, untuk terminal [kelas] C harusnya luasnya 2 hektare, terminal ini sudah tertinggal dari keharusan yang ada, Sub Terminal Ledeng saat ini memiliki luas sekitar 2.000 meter persegi dan hanya mampu menampung 10 bus besar dan 30 kendaraan kecil sekelas angkot dan elf.
“Seperti diketahui terminal ledeng
menjadi titik kemacetan letaknya yang kecil tidak cukup menampung jumlah
angkutan yang masuk ke dalam terminal, sehingga banyak angkutan umum yang lebih
memilih untuk berhenti di badan jalan,” Tambahnya.
Dede Yusuf mengusulkan dan akan
menyarankan pada Wali Kota Bandung untuk memindahkan lokasi Terminal Ledeng ke
tempat lain yang lebih luas, karena terminal yang masuk klasifikasi terminal
kelas C ini minimal harus memiliki luas 2 hektare. (asep/deni)
Teks
Foto: Wagub Jabar Dede Yusuf, Anggota DPRD Jabar Sugianto Nangolah, Ka Sub
Terminal Ledeng Dani Ramdani. S. Sos., Ka SPTI Terminal Ledeng Mamat.
Populasi Ternak Terus Meningkat Capaiannya Selalui Lebihi Target
LEMBANG
BANDUNG BARAT,
(BedaLagiOnline)-
Sejak berdirinya Kabupaten Bandung Barat pada
tahun 2007 silam, populasi hewan ternak mengalami peningkatan yang sangat
significan. Pasalnya, pencapaian populasi ternak selalu melebihi dari yang
telah ditentukan. Pada tahun 2008, populasi ternak sebanyak 3.374.065 ekor dan
pada tahun ini mencapai peningkatan lebih dari 10 persen. Sedangkan untuk
ternak produksi dan konsumsi mengalami peningkatan berkisar dari 10-12,5
persen.
Menurut Kepala Dinas Peternakan dan
Perikanan Kabupaten Bandung Barat, drh. Adiyoto, hal tersebut bisa tercapai
karena jumlah kelompok ternak, ikan dan pengolah mengalami peningkatan hingga
100 persen. Pada 2008 lalu jumlah kelompok ternak hanya sekitar 420 kelompok
saja. Sedangkan pada tahun ini jumlahnya mencapai 870 kelompok.
“Sehingga, dengan sendirinya jumlah
ternak yang dipelihara juga mengalami peningkatan jumlah yang significant
setiap tahunnya yang berdampak pada terus meningkatnya taraf perekonomian dan
kesejahteraan masyarakat, khususnya pasyarakat ternak di Kabupaten Bandung Barat,”
ujar Adiyoto ketika memberikan laporan pada acara silaturahmi dengan masyarakat
peternakan dan perikanan se Kabupaten Bandung Barat di Lembang, Selasa (11/12).
Selain itu, jumlah bantuan yang
diberikan Pemerintah Daerah kepada kelompok peternakan dan perikanan terus
bertambah setiap tahunnya, mulai dari bibit ternak dan ikan, pakan, serta
berbagai alat serta mesin pengolah peternakan lainnya yang telah menjadi
kebijakan Pemerintah Kabupaten Bandung Barat.
“Karena, dengan semakin tingginya
Pemerintah Daerah kepada dunia peternakan dan perikanan akan berdampak pada
meningkatnya produktifitas yang dihasilkan dan bisa diandalkan serta akan
memberikan kontribusi lebih besar bagi tingkat provinsi maupun nasional.
Jelasnya.
Sementara itu, salah satu perwakilan
peternak, Abah Adun menuturkan bahwa keberhasilan yang dicapai didunia
peternakan dan perikanan tidak terlepas dari peran serta bimbingan Dinas
Peternakan Dan Perikanan melalui para Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) yang
telah memberikan ilmu kepada para pelaku.
“Dan peran Bupati Bandung Barat, H.
Abubakar sangatlah besar, dengan memberikan berbagai kebijakan yang sangat
berpihak kepada kami, sehingga kami terpacu dan termotivasi untuk memberikan
kontribusi terbaik pada Pemerintah Daerah, Provinsi maupun Pemerintah Pusat.
Jadi, sewajarnya jika para pelaku peternakan dan perikanan terus mendukung
berbagai program pemerintah daerah,” katanya.
Mengenai hal tersebut, Bupati Bandung
Barat, H. Abubakar, menyebutkan bahwa kepedulian yang diberikan Pemerintah Daerah
merupakan bentuk implementasi Visi Cermat melalui pendekatan agro
industritermasuk sektor peternakan dan perikanan terlebih pada hal
pembudidayaan dan pengolahan hasil ternak.
“Salah satu mekanisme yang kami terapkan
adalah dengan memberikan pembinaan melalui pendidikan dan pelatihan serta
pemberian bantuan peralatan serta modal kepada para pelakunya (Kelompok),
sehingga bisa menstimulus mereka untuk menghasilkan produksi peternakan dan
perikanan yang lebih baik lagi,” tegasnya.
Namun, hingga saat ini, kendala pada
peternakan dan perikanan tidak bisa dihindarkan dari ketersediaan lahan yang
sangat terbatas. Jadi, harus diimbangi dengan skil yang mumpuni dengan
pembinaan yang dilakukan dinas terkait, sehingga keberadaannya bisa terus
bertahan dan bisa mengembangkan jenis ternak yang baru. (den/bl)
Langganan:
Postingan (Atom)